Gaji Tak di Bayar, Belasan Buruh Demo Rumah Bos PT Herbal Estate

Surabaya - Terkait ulah majikannya yg tak kunjung membayar gaji kerja, belasan buruh mendemo rumah Bos PT Herbal Estate, Laurensia Lim...

Surabaya - Terkait ulah majikannya yang tak kunjung membayar gaji kerja, belasan buruh mendemo rumah Bos PT Herbal Estate, Laurensia Limanhadi, di Jalan Mojopahit 48 Surabaya.

Triyono, buruh bagian produksi di PT Herbal Estate di Batu, Malang  mengatakan, Ia dan 12 buruh lainnya belum dibayar hampir tiga bulan. Gaji perbulan yang biasanya diterima juga dibawah upah minimum kerja (UMK) Kota Batu yakni Rp 2.794.800 tapi dibayar hanya Rp 1.680.000.

"Saya kerja telah enam belas tahun, tapi belakangan ini perusahaan nir sehat. Lantaran itu kami datang untuk menuntut supaya honor kami pada bayar,"kata Triyono dikutip Kantor Berita RMOLJatim dalam wartawan dilokasi demo, Selasa (4/2).

Selain buruh, Mitra Kerja PT Herbal Estate juga ikut menuntut tagihannya dibayar, hal itu diungkapkan Bambang Trimulyono yang mengkalim tidak bayar sebesar Rp 615 juta,mulai  tahun 2018 hingga 2020.

"Saya ini mitra kerja  PT Herbal Estate dalam hal suplai sayur. Sudah hampir tiga tahun ini tagihan saya belum dibayar,"ujarnya.

Aksi demo tadi akhirnya menerima respon menurut PT Herbal Estate dengan melakukan mediasi yang disaksikan petugas kepolisian berdasarkan Polsek Tegalsari & didampingi kuasa aturan menurut para pihak.

"Tadi telah ada konvensi kalau pihak perusahaan berjanji akan membayar upah buruh dalam ketika paling lama satu minggu dan paling cepat dua hari kedepan,"ujar kuasa hukum buruh, Arif Budi Prasetijo usai melakukan mediasi menggunakan pihak PT Herbal Estate.

Senada dengan Arif, kuasa aturan Mitra Kerja PT Herbal Estate, Denish Lumataw menyampaikan, pihaknya ditemui sang cucu dari Laurensia Limanhadi yakni Melvin Putra Tiara yg adalah anak dari pasangan Andreas Tiara dengan Maria Angela Hartono.

"Janjinya sama, mau dibayar maksimal satu minggu,"ujarnya.

Terpisah, Melvin Putra Tiara cucu bos PT Herbal Estate mengatakan, Neneknya sudah nir lagi memegang operasional jalannya perusahaan. Ia mengaku baru mengetahui permasalahan kendala pembayaran gaji buruh & supplier pada November 2019 kemudian.

"PT ini secara operasional Oma saya telah tidak megang lagi. Sebagai cucu saya diberi mandat buat merampungkan dan saya akan bertanggung jawab,"ucapnya.