Ning Lia: Makna Angpao Itu Pintu Rezeki Agar Berkah dan Berlimpah
SurabayaPos.Com dan kesan Lia Istifhama atau Ning Lia saat Imlek. Dia mengaku tidak bisa melupakan kisah yang beliau Surabaya - Ini pengalaman & kesan Lia Istifhama atau Ning Lia ketika Imlek. Dia mengaku tak mampu melupakan kisah yg dialami beberapa tahun silam, waktu mendapat angpao, berdasarkan Abah Yos atau HM Jos Soetomo, pengusaha Tionghoa yg muslim, yg pula pengurus Yayasan Cheng Hoo, Surabaya.
Dikisahkan, pengalaman itu terjadi 2010 silam, waktu dia masih bekerja pada Yayasan Cheng Hoo.
"Saya jangan lupa, Imlek ketika itu aku masih kerja pada Yayasan Cheng Hoo, 2010 & 2011 silam. Saat itu semua orang ceria, bahagia. Apa yg dibagi, yaitu angpau, dipercaya menjadi pintu rezeki agar semakin berlimpah dan berkah. Suatu saat, Abah Yos (HM.Jos Soetomo, bilang ke aku , 'Saya kasih angpao ya, tapi buat anakmu yang di dalam perut itu. Biar lancar & sehat. Bukan buat ibunya lantaran yang dapat angpau wajib anak-anak," istilah Ning Lia menirukan ucapan Abah Yos, ketika itu.
"Bagi saya pengalaman itu bukan hanya bermakna mengembangkan rezeki agar semakin berkah, melainkan pula terdapat doa yg mampu dihaturkan," ujar Ning Lia, saat hadir pada program 'Perayaan Natal' pada Yayasan Pondok Kasih pimpinan Hana Amalia Vandayani Ananda, (22/1/2020), kemarin.
Di program itu jua hadiri beberapa tokoh Nahdliyin, seperti KH Abdul Muthalib, KH Achmad Chaiyi, KH Shodiqin, KH Dian Mas'ud, dan lainnya.
Aktivis wanita menurut famili Nahdliyin yg dikenal mempunyai jaringan militansi relawan tersebut, pula menjelaskan kesan imlek menggunakan ketokohan Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke 4.
"Kita memahami sendiri yah, bahwa perayaan Imlek tidak tanggal berdasarkan jasa Tokoh Bangsa yg humanis, yakni Gus Dur. Dengan dia mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 dan menggantikan dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 dalam 17 Januari 2000, maka seremoni Imlek pun sanggup berlangsung terbuka," urainya.
"Ini sangat cantik menjadi wujud Indonesia negara yang sangat humanis dan toleran," katanya.
Setelahnya, saat di Convention Hall, di Jalan Arief Rahman Hakim, Keputih Kecamatan Sukolilo, Yayasan Pondok Kasih jua sukses menggelar bakti sosial & mengundang tokoh lintas kepercayaan , Rabu (22/1/2020).
Di acara yang bertajuk "Hiduplah Sebagai Sahabat Semua Orang" itu, Bacawawali Kota Surabaya 2020 yg maju lewat PDI-P, Lia Istifhama, juga turut diundang. Dan kedatangannya disambut baik & didoakan mulus dan sukses menuju Balai Kota pada pilkada mendatang.
Ning Lia pun berkesempatan menyampaikan sambutan dan sebagai program yang ditunggu termasuk sang tamu undangan.
"Bunda Hana (Hana Amalia Vandayani, red) Ketua Yayasan Pondok Kasih ini, adalah tokoh yang luar biasa. Saya kenal beliau semenjak 2009. Masih sama, masih terlihat energik, anggun, dan alhamdulillah masih aktif melakukan giat sosial. Ini sangat luar biasa," puji Ning Lia.
Ning Lia menambahkan, Bangsa Indonesia ini memiliki keanekaragaman budaya dan keanekaragaman kepercayaan , yang wajib terus dijaga hingga kapan pun.
"Dan sangat luar biasa di kesempatan kali ini kita diingatkan lagi betapa pentingnya perdamaian dan saling menghargai menjadi anak bangsa. Saling menjaga persahabatan lantaran keanekaragaman merupakan potensi bangsa," tandas keponakan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa ini.
Ning Lia pula mengapresiasi dan mendoakan kesuksesan buat Yayasan Pondok Kasih, yang mempunyai kepedulian sosial untuk umat.
"Sukses selalu buat Yayasan Pondok Kasih dan semoga bisa menjaga dan selalu mengadakan aktivitas sosial seperti ini, untuk semakin mempererat persahabatan antar umat beragama," pungkasnya.
Dan, di acara bakti sosial itu diakhiri menggunakan pemberian santunan kepada anak yatim piatu & foto bersama tokoh-tokoh perwakilan lintas kepercayaan , misalnya KH Abdul Muthalib, KH Shodiqin, KH Dian Mas'ud, dan KH Achmad Chaiyi.(tji)
Dan, di acara bakti sosial itu diakhiri dengan pemberian santunan kepada anak yatim piatu dan foto bersama tokoh-tokoh perwakilan lintas agama, seperti KH Abdul Muthalib, KH Shodiqin, KH Dian Mas'ud, dan KH Achmad Chaiyi.(tji)