Prihatin Teror Bom Medan, Ning Lia Ajak Warga Surabaya Sadar Lingkungan
SurabayaPos.Com - Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi pada Polrestabes Medan, Sumatera Utara menciptakan publik prihatin, termasuk warga Surab...
SurabayaPos.Com - Peristiwa bom bunuh diri yg terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara membuat publik prihatin, termasuk warga Surabaya. Salah satunya Lia Istifhama, bakal calon wakil wali kota Surabaya dari PDI Perjuangan itu mengaku prihatin & turut berduka cita atas jatuhnya korban berdasarkan pihak kepolisian maupun warga .
Menurut Pengurus Fatayat NU Jatim ini, rakyat Surabaya pula pernah mengalami rangkaian teror bom tahun kemudian. Salah satunya menyasar ke Polrestabes Surabaya & gereja. Karena itu, Lia mengajak rakyat Surabaya lebih sadar lingkungan dengan saling mengenal tetangga di kanan-kiri. Bila terdapat tetangga yg tidak bersosialisasi atau menutup diri wajib ditegur sapa.
"Banyak terjadi pelaku bom bunuh diri dilakukan sang orang yg menutup diri & membatasi pergaulan pada lingkungannya. Seringkali warga atau pengurus lingkungan seperti RT & RW membiarkan saja atas pertimbangan privacy. Ini tidak boleh lagi terjadi, jangan cuek dan sungkan dalam rakyat tersebut. Tegur dan ajak mereka bersosialisasi," tegas wanita yang akrab disapa Ning Lia itu, Rabu (13/11/2019).
Dosen perguruan tinggi partikelir pada Surabaya ini menambahkan, gerakan gotong-royong & sapa tetangga harus pulang digalakkan. Jangan sampai lagi terjadi pelaku teror ternyata adalah tetangga kita sendiri. Karena itu aktivitas lingkungan dengan semangat gotong-royong harus rutin dilakukan.
Dengan begitu, bila terdapat pendatang atau tetangga yang punya gelagat nir biasa, bisa segera diantisipasi atau terdeteksi sejak dini. Lantaran itu Ketua RT wajib mendata warganya dan seringkali menyambangi warga . Demikian jua rakyat, wajib saling berkunjung menggunakan masyarakat.
"Kita wajib mulai peduli & saling mengenal antar tetangga. Harus tahu kerjanya apa, kesehariannya bagaimana. Kalau terdapat yang janggal, laporkan pada Ketua RT atau RW supaya ditindaklanjuti. Prinsipnya lebih baik mencegah daripada menanggung derita," urai kandidat Doktor UINSA Surabaya itu.
Keponakan Khofifah Indar Parawansa ini melanjutkan, deteksi dini jua mampu dilakukan menggunakan memanfaatkan teknologi. Satu antara lain dengan memasang cctv atau kamera tersembunyi di lingkungan pemukiman. Dengan adanya kamera tersembunyi ini diperlukan bisa mendeteksi bila terdapat potensi gangguan, baik itu kriminalitas maupun tindak terorisme.
"Sebagai kota metropolitan, aku berharap semua lingkungan pada Surabaya telah tercover oleh cctv. Dengan begitu akan memudahkan pihak aparat buat mendeteksi gangguan keamanan," pungkas semifinalis Ning Surabaya 2005 tadi.(tji)