Jatim Siap Kirim Inseminator ke Provinsi Lain untuk Wujudkan Swasembada Protein Hewani
SurabayaPos.Com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap membantu provinsi lain guna mensukseskan sasaran pemerintah mewujudkan swasembada pro...
SurabayaPos.Com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap membantu provinsi lain guna mensukseskan sasaran pemerintah mewujudkan swasembada protein hewani. Salah satu acara yg tengah digalakkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian yaitu Program Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), yakni acara buat menaikkan populasi ternak melalui kawin suntik.
"Jumlah inseminator & pemeriksa kebuntingan pada Indonesia masih terbatas. Sementara di Jawa Timur, tenaga kami cukup berlebih. Kami siap memberi dukungan kepada provinsi lain yg membutuhkan," istilah Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa pada Rapat Evaluasi & Peningkatan Kapasitas SDM bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Surabaya, Kamis (10/10/2019).
Inseminator merupakan petugas yg melaksanakan inseminasi buatan menggunakan menyuntikkan semen beku atau sperma ternak ke tubuh sapi betina. Inseminator berperan penting karena merupakan aktor utama pada melakukan kegiatan inseminasi.
Di kesempatan itu, Khofifah juga memperoleh penghargaan berdasarkan Kementerian Pertanian sebagai Pembina Upsus Siwab Tingkat Provinsi menggunakan Aseptor Terbanyak se-Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Dengan angka kelahiran sapi mencapai 1.396.116 ekor per tahun melampaui target nasional pada nomor 1.300.000 ekor, Mentan Andi Amran menyebut Jawa Timur menjadi Role Model Upsus Siwab bagi wilayah lain di Indonesia.
Khofifah memaparkan, jumlah inseminator di Jawa Timur sendiri mencapai 1.438 orang. Sebanyak 1.295 orang atau lebih kurang 90 persen diantaranya sudah mengantongi sertifikat kompetensi profesi dari lembaga sertifikasi profesi. Sementara jumlah Petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB) dan Asisten Teknik Reproduksi (ATR) masing-masing berjumlah 1.051 orang dan 600 orang.
Khofifah menegaskan, Provinsi Jatim siap sebagai role model bagi peningkatan jumlah populasi sapi pada Indonesia. Hingga kuartal IV Tahun 2019, jumlah populasi sapi pada Jatim tercatat sebesar 4.7 juta ekor. Meningkat signifikan berdasarkan sebelumnya yang hanya berjumlah 4,6 juta ekor pada tahun 2018.
"Prinsipnya kami siap berbagi ilmu, membantu Kementan & provinsi lain buat memenuhi target swasembada protein hewani," imbuhnya.
Sebagai tulang punggung nasional dalam akselerasi peningkatan populasi sapi, Provinsi Jatim ditargetkan bisa melakukan Inseminasi Buatan (Kawin Suntik) sebanyak 1.3 juta ekor (43 persen dari sasaran kawin injeksi nasional) & diikuti terjadinya kelahiran 1 juta ekor (52 % menurut target kawin suntik nasional).
Secara substansi, berdasarkan Khofifah acara Upsus Siwab selaras dengan penemuan "Intan Selaksa" atau "Inseminasi Buatan Sejuta Lebih Anakan Sapi" yang digagas sang Pemprov Jatim menjadi wujud implementasi Nawa Bhakti Satya khususnya Jatim Agro. Melalui program tersebut, sapi tidak hanya dipacu buat bereproduksi, namun jua menurut sisi pemenuhan pakan dan pengendalian terhadap penyakit.
"Kami ingin Jawa Timur mampu terus menjadi daerah pembuat sapi-sapi berkualitas. Karenanya, Pemprov Jatim secara konsisten memperhatikan & mendorong bisnis peternakan masyarakat," tuturnya.
Siapkan Juru Penyembelihan Halal
Khofifah pula menyampaikan, waktu ini Pemprov Jatim tengah menyiapkan acara Juleha atau Juru Penyembelihan Halal. Program inisiasi menurut Pemprov Jatim ini merupakan keliru satu bukti kesiapan Jatim dalam menyambut potensi ekspor daging sapi asal Indonesia.
"apabila nantinya Kementan telah menyatakan bahwa kita siap ekspor, maka Jawa Timur telah siap buat dijadikan wilayah pengolahan daging sapi beserta turunannya pada manapun di Jawa Timur," ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan Khofifah, Juleha ini bertujuan untuk membangun Rumah Potong Hewan (RPH) terkini yang ber Standar Nasional Indonesia (SNI). Harapannya, program ini dapat diaplikasikan di seluruh RPH-RPH yang ada pada Jawa Timur bahkan sampai ke daerah Madura yang memiliki jumlah populasi sapi tinggi. Artinya, semua produk yg keluar menurut RPH memiliki kepastian status halal dan siap dikonsumsi.(tji)