Penghargaan Digital Award di Puncak HPN 2019 untuk Pakde Karwo

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meraih penghargaan Digital Award saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 di Gran...

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meraih penghargaan Digital Award saat Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 di Grand City Convex Surabaya, Sabtu (9/2/2019).

Penghargaan ini diraih Pakde Karwo, sapaan lekatnya karena selama dua periode kepemimpinannya, ia terus berperan dalam penguatan dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis digital.

Dalam sambutannya, Pakde Karwo menggambarkan warna-warni nusantara yang ditampilkan para penari saat acara pembukaan. Warna-warni tersebut kemudian dijadikan satu menjadi warna putih sebagai lambang warna dasar kehidupan kita.

"Maka hari ini, pers Indonesia memberikan warna putih terhadap kehidupan kita," kata Soekarwo.

Pakde Karwo juga menyampaikan terima kasih dan rasa syukurnya karena banyak pimpinan lembaga negara yang hadir dalam kesempatan ini.

"Semua hadir disini artinya keterbukaan dan tidak ada diskriminasi. Tolong setelah ini jangan cepat pulang, Jatim tempat kuliner yang bagus, batiknya juga bagus dan produk tasnya baik," ucapnya disambut tepuk tangan.

Menurutnya, penyelenggaraan acara HPN memberikan pencerahan baik media dan masyarakat, yang kemudian berbondong-bondong menghadiri beragam pertemuan dan belajar bersama sebagai bagian berbuat baik terhadap bangsa dan negara.

Menurutnya, wartawan Jatim sangat baik dan produktif. Selama 10 tahun, di Jatim belum pernah mengambil keputusan melalui voting. Hal ini karena orang Jatim sangat jeli dan melihat bahwa nilai tidak bisa dikuantifikasi.

"Maka media dan masyarakat Jatim belajar untuk mengambil keputusan yang baik adalah musyawarah mufakat," katanya.

Media Arus Utama Tetap Jadi Rujukan

Sementara itu dalam sambutannya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, perkembangan media sosial melompat sangat tinggi. Pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 143,26 juta jiwa. 54,68 persen dari total populasi sebanyak 87,13 persen mengakses media sosial. Menurutnya, yang viral di medsos biasanya jadi rujukan.

Namun, lanjutnya, media konvensional atau media arus utama tetap lebih dipercaya dibanding medsos. Berdasarkan laporan dari Edelman Trust Barometer, pada tahu 2018 lalu kepercayaan masyarakat terhadap media konvensional sebanyak 63 persen berbanding dengan media sosial sebanyak 40 persen.

"Semakin kesini semakin tidak percaya terhadap medsos. Saya bergembira terhadap situasi ini. Selamat insan pers dan media arus utama atas kepercayaan masyarakat ini," katanya

Presiden mengatakan, era digital yang diikuti perkembangan masif medsos membuat setiap orang bisa menjadi wartawan atau pemimpin redaksi. Kadang kondisi tersebut menciptakan sebuah kegaduhan atau ketakutan dan pesimisme.

Salah satunya ketika pemerintah menyampaikan satu informasi yang berisi kabar baik dan fakta. Tetapi, yang muncul di ruang publik hal tersebut disimpulkan sebagai satu pencitraan semata.

"Ketika pemerintah menyampaikan well infomation society jangan diartikan sebagai kampanye atau pencitraan, tetapi itu untuk membangun masyarakat yang sadar akan informasi," terangnya.

Di tengah situasi ini, media arus utama sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi, menyajikan informasi yang terverifikasi, menjalankan peran sebagai communication of hope untuk memberikan harapan besar pada bangsa Indonesia.

"Untuk itu saya mengajak pers meneguhkan jati dirinya untuk menjadi sumber informasi yang akurat, mengedukasi masyarakat, tetap melakukan kontrol sosial dan memberikan kritik konstruktif," terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menerima penghargaan kemerdekaan pers dari Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo. Penghargaan tersebut diberikan untuk mengapresiasi pejabat tertinggi di negeri ini yang dinilai tidak pernah mencederai kemerdekaan pers yang sehat dan positif serta memberikan masa depan yang baik.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo mengajak seluruh elemen pers untuk kembali meneguhkan kode etik jurnalistik dalam landasan moral. Hal ini penting agar pers melakukan pengawasan dan selalu mengacu dalam kepentingan publik.

"Setiap wartawan Indonesia wajib independen sesuai hati nurani, akurat, dapat dipercaya dan benar-benar obyektif. Pers Indonesia harus mampu menjadi wasit yang adil dalam pemilu 2019 yang akan berlangsung dalam dua bulan ke depan," katanya.

Dalam acara ini turut dilakukan penandatanganan MoU di antaranya tentang pengembangan tol laut dan pengembangan kapasitas wartawan.

Turut hadir pada acara tersebut tampak Ibu Negara Iriana Jokowi, pimpinan lembaga negara, dubes negara sahabat, Menteri Kabinet Kerja, Gubernur se-Indonesia, pimpinan media serta insan pers dari seluruh Indonesia.

HPN Beri Dampak Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat Jatim

Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2019 yang berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 7-9 Februari 2019 di Jawa Timur memberi dampak bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu terbukti dari banyaknya kegiatan yang dilakukan dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga sektor penginapan dan restoran.

"Sekitar 15 ribu media dari seluruh Indonesia hadir dalam HPN. Semua hotel dan restoran di Jatim khususnya di Surabaya penuh. Bahkan, Bapak Presiden terpaksa harus menginap di hotel setara bintang 4 karena hotel banyak yang penuh," ujar Soekarwo saat Ramah Tamah dan Jamuan Makan Malam di halaman Gedung Grahadi Surabaya, Jumat (8/2/2019) malam.

“Pelaksanaan HPN tahun 2019 di Jatim terasa sepesial dengan mengambil tema Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital. Tema tersebut merupakan jawaban atas keterlibatan pers dalam menyampaikan pemberitaan masyarakat yang berpihak kepada pelaku ekonomi menengah.

"Lewat tema ini, pers mengambil jalan lain untuk membantu UKM atau IKM dalam memasarkan dan mengenalkan produknya untuk menyejahterakan rakyatnya," imbuhnya.

Tak hanya di sektor UMKM saja yang terimbas positifnya. Tetapi melalui HPN 2019, masyarakat diajarkan untuk belajar dan ikut merasakan penyebarluasan informasi lewat digital. "Setiap hari HPN penuh dihadiri pengunjung yang ingin belajar tentang majunya informasi melalui teknologi yang ada di media dan memanfaatkan teknologi dengan baik," terangnya.

Ketua Umum PWI Attal Sembiring Depari menyampaikan terima kasihnya kepada Jawa Timur yang mampu menjadi tuan rumah dengan sangat baik dan hebat.

Menurutnya, Jatim mampu membuat program pada HPN dengan menyentuh langsung antara pemerintah, pers dan masyarakat. Salah satu buktinya berupa kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan di Pulau Madura tepatnya Bangkalan. Tak hanya itu, sebagai tuan rumah, Jatim juga melakukan bedah rumah hingga pembuatan jamban kepada masyarakat kurang mampu.

"Pelaksanaan HPN di Jatim terbilang hebat. Tidak bisa ditandingi oleh provinsi lain. Semua ini berkat kepemimpinan Pakde Karwo yang telah luar biasa mengorganisir HPN sebagai tuan rumah berjalan dengan baik," tutupnya.Tji