Cangkruk Bareng, dr Gamal Albinsaid, Calon Walikota Surabaya yang Muda, Cerdas, Bertanggung Jawab
SurabayaPos.com - Di acara "Cangkruk Bareng" bersama warga Kaliasin Pompa, Surabaya, tepatnya di Wibi Rest Area Kaliasin Surabay...
SurabayaPos.com - Di acara "Cangkruk Bareng" bersama warga Kaliasin Pompa, Surabaya, tepatnya di Wibi Rest Area Kaliasin Surabaya, Minggu (1/12/2019), dr Gamal Albinsaid membeber keberadaan kelompok milenial jika digerakkan bersama-sama akan melahirkan kekuatan yang maha dahsyat untuk melahirkan perubahan besar, termasuk di Kota Surabaya.
Menurut anak muda ini, problem utama yang dihadapi generasi milenial saat ini dan juga menjadi perhatian serius dirinya, sekaligus jalan keluar yang tengah disiapkan.Gamal menyebut, masalah yang dihadapi masyarakat termasuk di Surabaya yakni soal lapangan kerja, kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Menghadapi itu, dr Gamal mengatakan jauh hari telah menyiapkan konsep dan menjalankannya untuk menuju sebuah perubahan.
"Saya sudah membuktikan, dengan terjun ke berbagai wilayah di Surabaya dan bertemu dengan banyak orang. Mereka, anak-anak muda yang saya temui umumnya mengatakan masalah utama yang dihadapi usai lulus sekolah, yaitu soal sulitnya lapangan kerja, akses permodalan untuk mengawali masuk ke dunia usaha, dan persoalan-persoalan lainnya," kata dr Gamal.
Menindaklanjuti itu, dr Gamal menyebut berbagai cara telah dilakukan termasuk melakukan pendampingan memberikan bekal keterampilan, membantu dalam mendapatkan akses permodalan dan berbagai cara lainnya.
"Sejak tahun 2011 lalu saya terjun dengan berbagai program yang saya siapkan. Selain untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak muda, juga dengan memberikan pendampingan, dan itu terus saya lakukan sampai 5 atau 6 bulan kedepan. Berbagai program sosial kami berikan termasuk bekal berwirausaha untuk memberikan perubahan di masyarakat," urai dr Gamal yang asal Malang ini.
Dirinya pun yakin, aksi sosial yang dilakukan akan membawa dampak positif di masyarakat, khususnya untuk anak-anak muda.
"Kami yakin, semua itu akan berdampak positif di masyarakat untuk menuju perubahan," tegasnya.
Meski tak mengelak soal anggapan yang mengisyaratkan kalau yang dilakukan bukan semata untuk mengkampanyekan dirinya di Pilwali Kota Surabaya, dr Gamal menegaskan sebagai milenial dirinya sengaja mengajak anak-anak muda bisa melahirkan perubahan dan dampak positif di masyarakat.
Ditanya soal dirinya yang bersemangat dan mendorong terwujudnya perubahan dilakukan oleh kaum milenial, dia mengaku memang telah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik.
"Komunikasi memang terus saya lakukan dengan partai politik, namun saya santai saja sampai nanti dipercaya untuk kepentingan itu (maju di Pilwali Kota Surabaya)," tegasnya.
Dia meminta semua pihak mau melihat kontribusi yang dilakukan untuk mewujudkan perubahan. Dia juga menegaskan akan menjadi dirinya sendiri dengan kontribusi yang terus dilakukan. Sambil menyebutkan bahwa Tri Rismaharini adalah idolanya, dia mengaku siap melanjutkan keberhasilan yang telah ditorehkan oleh Walikota Surabaya itu.
Dirinya juga mengaku telah menyiapkan berbagai program dan konsep untuk melanjutkan keberhasilan yang ditorehkan pendahulunya, Tri Rismaharini.
"Saya sangat mengapresiasi kinerja Bu Risma, Bu Risma itu idola saya dan yang memotivasi saya. Kami akan lanjutkan apa yang sudah dicapai, termasuk saya akan melanjutkan perbaikan pendidikan dan program-program lainnya untuk mewujudkan perubahan lebih baik," kata anak muda 30 tahun ini.
Di acara itu, juga terjadi tanya jawab yang dilontarkan sejumlah warga. Diantaranya soal ketakutan warga pinggiran atau di dalam kampung yang tumpuan ekonominya bergantung dari berjualan sebagai PK5. Misalnya yang disampaikan Sunaryo. Dengan lahirnya sejumlah Perda, lelaki itu mengaku dihantui dengan tindakan penggusuran, yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Saya kuatir, Perda (penggusuran) juga akan diterapkan di dalam kampung. Padahal, kami warga kampung ini menggantungkan penghasilan dari berjualan di kampung," ucap bapak satu anak, warga kampung Kaliasin Pompa ini.
Menanggapi itu, dr Gamal kembali membeber perjalanannya, misalnya saat bertemu pemuda bernama Fandy, yang setelah tiga tahun lulus sekolah belum mendapat kerja.
Dikatakan, problem sulitnya lapangan kerja, sesuai hasil survei angkanya 25,5 persen. Serta problem lainnya, termasuk untuk mendapat peluang usaha.
Dia menyebut, telah merumuskan sejumlah konsep untuk mengatasinya. Soal peluang usaha, pelatihan dan konektivitas dengan berbagai perusahan.
Terobosan dengan konsep perusahaan menjadi salah satu cara, dia menyebut dengan menggandeng 10 sampai 100 orang kemudian bersama-sama membuat usaha, juga pinjaman tanpa bunga untuk menuju kemandirian anak-anak muda. Serta berbagai cara lainnya, untuk menggerakkan kemandirian anak muda.(tji)