Tahun 2020, Ini Nasihat Pemuda Papua untuk Adik-adiknya Ukir Prestasi

SurabayaPos.Com / Surabaya - Ini obrolan athun baru 2020 dengan Agus Nezar Rumaropen, keliru satu pemuda asal Bumi Papua pada Surabaya. Dia me...

SurabayaPos.Com / Surabaya - Ini obrolan awal tahun 2020 dengan Agus Nezar Rumaropen, keliru satu pemuda dari Bumi Papua pada Surabaya. Dia menyebut hidup ini tidak sendiri, terdapat orang lain dari aneka macam wilayah, kultur dan latar belakang, itu wajib dikenali & dipahami. Termasuk juga wajib mengenali lingkungan kurang lebih dimana kita bermukim. Mereka, kata Agus Nezar, tidak hanya wajib dikenal dan diteladani kebaikannya, tetapi jua wajib diikuti kreativitas, keuletan & kerja kerasnya dan keilmuannya buat sanggup menuju sukses.

Menurutnya, buat menuju perubahan kerja keras merupakan bagian penting dari usaha yang wajib dilakoni. Instrospeksi, menggali & menyalurkan potensi diri harus & wajib ditempuh oleh setiap individu, tak terkecuali oleh anak-anak Papua.

"Untuk mewujudkan itu, kita tidak boleh minder (ditujukan kepada saudara termuda-adiknya sesama warga Papua). Kenali potensi diri, diasah & harus dikembangkan buat menjadi yg terbaik," ujar Agus Nezar waktu berbincang menggunakan media ini.

Untuk menyemangati adik-adiknya mewujudkan impian menuju sukses, dia lalu membeber perjalanan hidupnya termasuk kerja keras yg pernah dilakoni semenjak pada rantau, meninggalkan tanah Papua.

"Selepas SMA, aku kuliah pada Makassar. Dalam jiwa aku tertantang untuk maju, harus sanggup seperti yg lain, untuk itu aku belajar, & lalu mengawalinya menggunakan bekerja, menjadi apa saja, kerja keras aku lakukan, kita tidak boleh memalukan buat sanggup maju, misalnya saudara-saudara kita lainnya dari daerah lain," pungkasnya.

Menurutnya, masyarakat Papua wajib bangkit, membekali diri dengan skill atau mengasah kemampuan apapun yang terdapat dalam dirinya. Sebagai bekal menapaki kehidupan yang lebih baik, selain untuk diri sendiri, kampung laman dan harus turut memajukan tanah airnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setelah lulus kuliah dirinya merantau ke tanah Jawa. Sejak itu, kurang lebih tahun 1994 pahit getir dilalui, mulai jadi buruh kasar di Pelabuhan Tanjung Perak, berlanjut berbagai jabatan dipercayakan pada dirinya, tidak membuat dia lengah. Selain berfokus dalam pekerjaan, belajar jua terus dilakukan, hingga di posisi jabatan sekarang di PT Pelindo III (Persero) Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, tidak menciptakan lelaki berdasarkan empat bersaudara ini terlena.

"Saya terus belajar, karena itu penting, kita harus bisa misalnya mereka. Jadi, saya ingin berpesan kepada adik-saudara termuda aku khususnya berdasarkan Papua, jangan minder, kalian juga sanggup maju misalnya mereka. Untuk berhasil dan membangun Papua, memajukan Negara Indonesia. Ibaratnya, emas boleh hilang diambil berdasarkan Bumi Papua, tetapi kalian-kalian ini emas menurut Tanah Papua yang mahal harganya, itu wajib dimanfaatkan," ajaknya memberi semangat.

Meski tak ingin dianggap sebagai sosok yg berperan, menggunakan rendah hati lelaki ini bersemangat buat menggugah anak-anak Papua agar ulet dalam aneka macam hal yang positif. Menurutnya, nir boleh terlena, tertipu propaganda atau bahkan terbawa sang efek-efek negatif yg akan merugikan, baik diri sendiri, keluarga jua kampung laman di Papua.

Berbagai cara sudah dilakukan termasuk membuat wadah untuk sarana berkomunikasi antar putra-putri Papua, khususnya yg di rantau di Surabaya dan wilayah lainnya pada Jawa Timur. Ditambahkan, menggunakan permanen menghargai & merangkul berbagai wadah anak-anak Papua yg sudah ada. Bahkan, wadah yang terdapat wajib dilegalkan.

Ditanya soal sejumlah peristiwa khususnya yg pernah terjadi di Surabaya, dia mengajak buat melupakannya & menatap masa depan. Dengan bijak dia menegaskan, adik-adiknya tidak boleh terperangkap dengan hasutan apa pun. Sebaliknya, harus menggali potensi diri buat mewujudkan asa & masa depan, dan wajib tertantang buat membangun tanah kelahiran.

Kepada Pemerintah Provinsi Jatim, dia jua mendukung rencana berdirinya Asrama Nusantara, yang dilontarkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Diharapkan, selain menjadi wadah untuk mengukir prestasi pelajar & mahasiswa dari banyak sekali wilayah. Juga sebagai kaldera candradimuka bagi anak-anak berprestasi, termasuk dari Papua buat cinta NKRI.

Selanjutnya, menurut situ mereka bisa memilih jalan hidupnya, balik ke Papua atau terus mengabdi di Jatim.

Agus Nezar mencontohkan, terdapat 12 anak-anak Papua yang sehabis lulus Sekolah Menengah pertama terseleksi masuk Sampoerna Foundation buat melanjutkan pendidikan SMA. Setelah lulus SMA terjaring masuk bekerja di PT Pelindo III, menggunakan banyak sekali keahlian yang dimiliki.

"Mereka sekolah dengan biaya CSR PT Pelindo, pada Sampoerna Foundation, sampai 1,5 miliar nilainya. Ini membanggakan, sesudah lulus, bukan main hebat sekali bahasa Inggrisnya, mereka lalu masuk bekerja di PT Pelindo," urainya.

Oleh Agus Nezar, cerita itu dimaksudkan agar anak-anak Papua nir boleh minder, tidak boleh berfikir menjadi minoritas. Sebaliknya, wajib bersemangat, bangkit buat maju seperti anak-anak lainnya berdasarkan berbagai wilayah di Indonesia.

Dia pula menyebut, buat yang punya bakat & prestasi olah raga, KONI pula siap membantu & memfasilitasinya.

Dia pulang menegaskan, tinggal pada manapun di Surabaya atau wilayah lainnya di seluruh Jatim, misalnya di kampung halaman sendiri, mereka punya Mama Risma dan Mama Khofifah.

"Jadi, pesan saya, buat mengawali tahun 2020 ini gali dan kembangkan prestasi. Raih dengan tinggi-tingginya prestasi kalian baik buat diri sendiri & jua sebagai pujian kampung halaman, Bumi Papua," pungkas Agus Nezar.(tji)