Gubernur Khofifah Ajak ISEI Kembangkan OPOP

Surabayapos.Com - Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jatim dalam menyebarkan acara One Pesantren One Product (OPOP). Setelah meres...

Surabayapos.Com - Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jatim dalam membuatkan program One Pesantren One Product (OPOP). Setelah meresmikan OPOP Training Center di Universitas NU Surabaya beberapa ketika kemudian, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) buat ikut membantu menyebarkan OPOP.

Ajakan tersebut disampaikan Gubernur Khofifah waktu menerima ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur pada Ruang Kerjanya di Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan No. 110 Surabaya, Senin (9/9/2019).

Menurut Gubernur Khofifah, lebih 6000 pesantren yang ada di Jatim merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan sumber daya ekonominya. Khusus OPOP pesantren memerlukan pendampingan pemilihan produk,  pengembangan keterampilan, teknologi pengolahan, penguatan modal, pendampingan serta akses pasar. Mereka memiliki kekuatan yang cukup besar untuk didorong dalam peningkatan kemandirian ekonomi sebagaimana yang dapat dilakukan oleh pesantren Sidogiri Pasuruan.

Untuk itu, dirinya berharap agar ISEI dapat membantu perluasan  kemandirian ekonomi pesantren antara lain dengan mempertemukan pihak pesantren yang memiliki produk unggulan dan andalan  dengan mitra strategis yang bisa meningkatkan keterampilan, permodalan sampai dengan pertemuan dengan para buyer. Secara khusus OPOP perlu pengembangan dalam pendampingan petik, olah, kemas,  jual produk-produk yang dihasilkan pesantren.

?Bagaimana supaya mereka sering disertakan mengikuti lembaga temu usaha, mengikuti misi dagang, sebagai akibatnya makin seringkali bertemu buyer sebagai akibatnya update jenis produknya terus terasah sinkron kecenderungan permintaan pasar.

Untuk itu, peran ISEI dalam  pengembangan OPOP sangat diperlukan,” kata orang nomor satu di Jatim ini.

Dirinya mencontohkan pesantren yang mampu menghasilkan produk keripik singkong hingga 20 ton per hari. Dan produk tersebut mampu dijual ke pasar tetapi produk tersebut masih sangat standar, misalnya dapat diolah dengan tambahan aneka rasa coklat, keju, strawberry, original dan sebagainya. Jika packagingnya dapat dibantu dengan aluminium voil, sablon atau sticker   dengan desain yang bagus serta mesin perekat yang kuat. Maka produknya bisa memiliki nilai tambah lebih besar.

?Petik, olah, kemas, jual menjadi semangat pada menyebarkan produk OPOP,? Ujarnya.

Sementara, Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jatim Eko Purwanto menyampaikan, ISEI Jatim memasuki kepengurusan periode yg baru. Dalam kepengurusan tadi dirinya akan melibatkan akademisi, bisnis atau pelaku bisnis, & pemerintah.

“Pada pesan Ketua Umum ISEI dikatakan bahwa ISEI tidak akan sukses kalau hanya akademik saja, tetapi perlu melibatkan pebisnis atau pelaku usaha serta  government. Representasi dari Pemprov Jatim untuk masuk kepengurusan ISEI Jatim diperlukan,” katanya.

Terkait pengembangan OPOP, dirinya pun menjelaskan, bahwa pihaknya akan ikut mendukung program OPOP di Jatim. Kebetulan di kepengurusan ISEI  ada yang mengurusi kreativitas dan pemasaran produk-produk. Sehingga fungsi ini bisa sejalan dengan program OPOP.(tji)