Revitalisasi Sungai Brantas, Pemprov Jatim Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, Luncurkan KKN Mahasiswa Brantas Tuntas
SurabayaPos.com - Revitalisasi Sungai Brantas menjadi perhatian pemprov Jawa Timur dan termasuk dalam indeks kinerja utama kategori ling...
SurabayaPos.com - Revitalisasi Sungai Brantas menjadi perhatian pemprov Jawa Timur dan termasuk dalam indeks kinerja utama kategori lingkungan hidup dalam RPJMD Jawa Timur 2018-2024.
Guna memaksimalkan upaya adopsi sungai Brantas, Pemprov Jatim kerja sama menggunakan delapan perguruan tinggi negeri pada Jatim. Kedelapan perguruan tinggi yg terlibat antara lain, UNAIR, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Brawijaya (UB), UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), & Universitas Pembangunan Nasional (UPN).
"Kolaborasi antar perguruan tinggi ini sebagai energi baru bagi Pemprov Jatim. Tambahan kekuatan ini aku yakin akan semakin mempercepat upaya penuntasan seluruh masalah Sungai Brantas," celoteh Khofifah waktu bertemu menggunakan delapan perguruan tinggi tadi di Gedung Negara Grahadi, Jum'at (22/11/2019).
Menurut Khofifah, sungai menggunakan panjang 320 kilometer tersebut mempunyai sejumlah problem yang wajib segera diselesaikan. Diantaranya, penurunan kualitas air sungai, alih fungsi wilayah genre sungai, limbah domestik (plastik, popok, dsb), dan kerusakan lingkungan. DAS Brantas sendiri meliputi Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo & Kota Surabaya.
"Masalah air higienis pada Jatim sebagai angka 2 pada Indonesia selesainya DKI Jakarta. Aku berharap, kehadiran KKN kolaboratif Brantas Tuntas bisa menjadi jawaban atas problem menahun ini. Selain itu saya juga berharap lewat KKN ini ada destinasi-destinasi wisata baru yang memanfaatkan seluruh potensi Sungai Brantas," tuturnya.
Khofifah berharap, pelibatan perguruan tinggi pada upaya revitalisasi Sungai Brantas ini bisa mendorong perubahan konduite rakyat secara drastis pada sepanjang daerah aliran sungai. Dengan revitalisasi ini terbangun kesadaran pada strata warga bahwa Sungai Brantas merupakan asal kehidupan bagi masyarakat Jawa Timur.
"Kalau mereka telah sadar, saya konfiden mereka tidak akan lagi membuang sampah asal-asalan ke sungai terutama plastik & popok. Tidak ada lagi perilaku Open Defecation Free (ODF) yang berkontribusi pada penurunan kualitas air," imbuhnya.
Kolaborasi antar perguruan tinggi ini, lanjut Khofifah, adalah bentuk pencerahan kalangan perguruan tinggi buat turut bahu-membahu menggunakan pemerintah menuntaskan problem Sungai Brantas. Khofifah ingin apa yg telah dicetuskan ini sanggup diikuti oleh perguruan tinggi lain di Jawa Timur.(tji)