Lima Rumah Sakit di Surabaya Tolak Pasien Pemegang KIS
SurabayaPos.Com - Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila Kota Surabaya mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surab...
SurabayaPos.Com - Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila Kota Surabaya mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya, Sabtu (23/11/2019), malam.
Kedatangan mereka terkait tindakan penolakan terhadap seseorang kakek, pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) di rumah sakit tersebut, yakni Poniman (76), yg mengalami kerusakan jaringan hati (Liver).
Poniman wajib menelan kekecewaan karena tidak mendapatkan penanganan dokter pada rumah sakit. Kedatangan buat mendapat perawatan ditolak pihak tempat tinggal sakit menggunakan dalih seluruh kamar buat pengguna kartu KIS & BPJS telah penuh.
Tak terima dengan perlakuan pihak rumah sakit yang dinilainya tidak manusiawi, akhirnya keluarga kakek Poniman melaporkan kejadian tersebut ke Sekretariat MPC Pemuda Pancasila Kota Surabaya, hari itu juga. Dengan harapan bisa membantu kakek Poniman yang kondisi kesehatannya semakin parah.
Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) Pemuda Pancasila Surabaya, Samsurin menyebutkan, kakek Poniman pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan angka 0000789671114 bahkan sempat ditolak pada aneka macam rumah sakit partikelir dan tempat tinggal sakit milik pemerintah dengan alasan kamar penuh.
"Seharusnya kakek Poniman mendapatkan penanganan medis secara aporisma, tetapi ia hanya diberikan pelayanan rawat jalan dengan obat seadanya," ujar Samsurin ketika mendampingi famili kakek Poniman, di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Minggu (24/11/2019), dini hari.
Masih kata Samsurin, melihat kondisi kesehatan Poniman yang kulit badannya sudah berwarna kuning, seharusnya mendapatkan penanganan medis secara cepat dan tepat agar kondisinya segera membaik.
"Kami (Pemuda Pancasila Surabaya) sangat prihatin menggunakan nasib kakek Poniman yg nir mampu menerima pelayanan medis secara baik & sahih. Lantaran sebelumnya kakek Poniman ini telah ditolak di beberapa tempat tinggal sakit, di antaranya, RSUD dr. Soewandi, RSUD dr. Soetomo, RSU PHC, RS Al-Irsyad, & RS Universitas Airlangga (Unair)," istilah Ketua OKK Pemuda Pancasila Surabaya itu.
Samsurin menyampaikan, kedatangan mereka ke RSUD dr. Soetomo pula sesuai instruksi menurut Ketua MPW Pemuda Pancasila Jatim yang waktu ini menjabat menjadi Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, yg selalu menegaskan bahwa, MPC Pemuda Pancasila Kota Surabaya terus mengambarkan kepeduliannya terhadap perseteruan yg dialami sang warga , khususnya terkait pelayanan publik.
"Kami Pemuda Pancasila Kota Surabaya akan terus berjuang dalam membantu warga Kota Surabaya yang kesulitan menerima layanan publik, baik pelayanan kesehatan pada tempat tinggal sakit. Ini sesuai dengan instruksi Bapak La Nyalla Mahmud Mattalitti selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur," terperinci Samsurin.
Saat datang di ruang UGD RSUD dr. Soetomo, Samsurin bersama para pengurus Pemuda Pancasila Surabaya lainnya pribadi meminta pada pihak RSUD dr. Soetomo buat menaruh pelayanan medis secara baik & sahih kepada kakek Poniman.
"Kedatangan kita disini untuk meminta agar kakek Poniman yang kemarin sempat ditolak disini menggunakan alasan kamar penuh agar diberikan perawatan lantaran syarat kesehatannya semakin memburuk," ucapnya.
Petugas jaga yang mendapat kedatangan pengurus MPC Pemuda Pancasila itu pun pribadi meminta agar kakek Poniman segera dibawa ke UGD RSUD dr. Soetomo untuk segera menerima penanganan medis.
"Silahkan bawa pasien kesini, kita akan segera menaruh penanganan medis kepada pasien," ujar petugas UGD di RSUD dr. Soetomo.
Meskipun kakek Poniman ketika ini sudah mendapatkan perawatan inap di RSUD dr. Soetomo, namun Samsurin sangat menyayangkan sistem birokrasi di RSUD milik Pemerintah Provinsi Jatim yg seringkali kali terkesan menelantarkan pasien yg memakai Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Padahal, KIS merupakan acara Presiden Joko Widodo yang bertujuan buat membantu masyarakat kurang bisa supaya mendapatkan layanan kesehatan secara perdeo di tengah tingginya biaya perawatan di tempat tinggal sakit.
Dengan banyaknya peristiwa penolakan sang tempat tinggal sakit pada masyarakat pemegang KIS, seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemkot (Pemerintah Kota) Surabaya supaya berkoordinasi dengan pihak rumah sakit buat mensukseskan acara Presiden Joko Widodo.
"Program KIS ini adalah salah satu acara Presiden Joko Widodo yg sangat pro terhadap rakyat kecil. Tetapi, mengapa pihak tempat tinggal sakit acapkali terkesan nir mendukung acara tadi. Ini wajib menjadi perhatian spesifik Pemerintah Kota Surabaya agar segera mencarikan solusi perseteruan ini agar nir terdapat lagi timbul bahasan pada kalangan masyarakat apabila orang miskin dihentikan sakit," tegasnya.
Sementara Ridho Efendi (21), cucu berdasarkan kakek Poniman menyampaikan terimakasih pada Pemuda Pancasila Surabaya atas bantuannya, sebagai akibatnya kakeknya pemegang kartu KIS itu sanggup mendapatkan layanan perawatan medis di Rumah Sakit.
"Terimakasih kasih kepada MPC Pemuda Pancasila Surabaya atas bantuannya, ketika ini kakek saya sanggup menerima layanan kesehatan dari RSUD dr. Soetomo," istilah Ridho.
Sebelumnya, kakeknya sempat ditolak di 5 tempat tinggal sakit yaitu, RSUD dr. Soewandi, RSUD dr. Soetomo, RSU PHC, RS Al-Irsyad, dan RS Universitas Airlangga (Unair). Alasan penolakan beragam, mulai dari kamar penuh hingga pihak BPJS belum membayar kepada pihak tempat tinggal sakit. Padahal kakek Poniman dalam syarat darurat.
"Saya sangat kecewa atas penolakan dari pihak rumah sakit dengan dalih semua kamar buat pengguna kartu KIS & BPJS ketika itu sudah penuh. Padahal masih poly kamar yg kosong. Sedangkan jika buat pasien bayar eksklusif kamarnya niscaya ada," keluh Ridho.
Untuk diketahui, KIS merupakan Kartu agunan kesehatan yg nir memberlakukan iuran pada pesertanya atau perdeo dan dapat digunakan dimana saja termasuk di puskesmas, klinik atau tempat tinggal sakit tanpa memerlukan surat acum, buat menikmati fasilitas kesehatan yg lebih tinggi. Kartu Indonesia Sehat pula bisa digunakan lintas wilayah atau dimana saja.(tji/afa)