Komunikasi Politik ala Ning Lia "Udara Boleh Panas, Tapi Pilwali Kota Surabaya Harus Sejuk"

SurabayaPos.Com - Lia Istifhama atau yang akrap dengan sapaan Ning Lia atau Ning Ceria mengatakan, panasnya suhu udara pada Kota Surabaya bel...

SurabayaPos.Com - Lia Istifhama atau yang akrap dengan sapaan Ning Lia atau Ning Ceria mengungkapkan, panasnya suhu udara pada Kota Surabaya belakangan ini tak perlu diikuti menggunakan panasnya kompetisi jelang pemilihan Walikota/Wakil Walikota Surabaya, yang akan digelar tahun 2020, mendatang.

Untuk itu, dalam setiap kegiatannya menjalin silaturahmi & terus blusukan ke berbagai wilayah di Surabaya, baik menghadiri undangan keagamaan, sosial dan kegiatan kemanusiaan atau lainnya, & menemui aneka macam komunitas, Ning Lia selalu menebar kesejukan.

Selain ucapan salam, tebar senyum dan selalu menyapa menggunakan ramah semua elemen warga dimana beliau hadir. Tak lupa Arek Suroboyo yg jua anak tokoh PPP, mantan anggota DPRD Jatim itu mengaku semua dilakukan menggunakan ikhlas.

"Suhu udara pada Kota Surabaya boleh panas, tetapi tak perlu diikuti menggunakan kompetisi (jelang Pilwali) yang panas," kata Ning Lia di sela berdiskusi dengan generasi milenial, Selasa (19/11/2019), malam.

Ibu dari 2 anak itu kemudian menegaskan, model silaturahmi politik yang sejuk, santun & hening itulah yg selalu dilakukan. Tidak perlu menjelekkan, menjatuhkan termasuk menebar rekaan dan kebencian.

?Nah, ini kini saya sama beberapa kawan, misalnya Gus Aam mantan Ketua Anshor Jatim & kader Partai Gerindra, mas Antok (Kusriyanto, Wakil Sekretaris Gerinda Jatim). Diskusi kami ya biasa aja, ngobrol kalem, ada bahasan gimana harapan buat Surabaya mendatang, & sebagainya. Kalau dengan Gerindra sendiri, saya pernah satu lembaga diskusi di salah satu stasiun televisi bersama Pak Sutadi, dan menggunakan Pak Thony, pernah ketemuan juga. Jadi ini bukan awal ya? Kemudian, bukan hanya Gerindra, dengan PPP, kapan hari sowan ke kediaman pak kepala, kiai Buchori. Dengan Demokrat, kapan hari jua pernah ngopi beserta Pak Machmud. Dengan PKB, beserta Abah Tamam," urainya.

Termasuk menggunakan sesama Bacawali, aktivis wanita Nahdlatul Ulama ini mengaku tak terdapat jeda dan sangat intens berkomunikasi dengan mereka.

"Kalau soal sesama Bacawali, malah aku intens berkomunikasi. Misalnya, menggunakan Pak Eddy Tarmidi menurut PDIP & Gus Firman. Saya enjoy sih dengan bentuk-bentuk silaturahmi misalnya ini. Selogannya mudah, tidak terdapat klaim diantara kita. Jadi jangan dikit-dikit mempublish dukungan berdasarkan A atau menurut B lantaran klaim dukungan kuatirnya mampu merusak makna silaturahmi yang sesungguhnya," ujarnya dengan kalem.

Menguatkan pernyataan Ning Lia, Gus Aam atau Sholahul Aam Notobuwono juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Lia Istifhama sebatas diskusi mini sesama kader NU.

"Kebetulan sahabat aku jua teman Ning Lia, jadi ini namanya konco ketemu konco. Alias nambah konco," ujar pengasuh Ponpes Tambak Beras yang sekaligus pengurus pusat GP Ansor.

Lebih jauh, Ning Lia menegaskan memang ingin menciptakan silaturahmi yg sehat pada tengah perhelatan Pilwali Kota Surabaya. Dia kembali menegaskan, jikalau suhu udara Kota Surabaya yg panas nir boleh mensugesti pola pikir.

"Suhu cuaca Kota Surabaya sekarang memang panas ya, nah, pikiran harus selalu adem. Salah satunya ya itu tadi, selalu menciptakan komunikasi yang baik menggunakan poly pihak, termasuk pada hal berpolitik," pungkas Lia.(tji)