Ning Lia: "Orang kafir selalu ingin menjatuhkan dalam hal apapun"

SurabayaPos.Com - Ini kalimat bijak yang disampaikan sang Lia Istifhama alias Ning Lia saat berbicara di Pengajian Rutin Ikatan Alumni Sant...

SurabayaPos.Com - Ini kalimat bijak yg disampaikan oleh Lia Istifhama alias Ning Lia saat berbicara di Pengajian Rutin Ikatan Alumni Santri Al Ihsan Njrangon, pada Jalan Bulak Banteng, Surabaya Rabu, (4/12/2019).

Ning Lia yang pula pemilik panggilan Ning Ceria itu menyebut, dalam sebuah kisah bahwa "Orang kafir selalu ingin menjatuhkan dalam hal apapun, padahal Rasulallah nir melakukan apapun yg berpotensi buat dihina oleh orang lain".

"Secara nalar tentu aneh. Ibarat orang tidur, nggak ngapa-ngapain, eh tiba-datang terdapat yang mau nyiram air, hehe," ucap Ning Lia mengisahkan.

Masih istilah Ning Lia, inilah yg paling primer. Bagaimana kita sanggup mengajak masyarakat buat selalu tabah dan sabar.

"Dalam pesan Maulid Nabi, saya jua berusaha mengingatkan soal 4 karakter Rasulullah, terutama Fathanah, yaitu cerdas. Cerdas terutama dalam berlisan, yaitu nir membuahkan verbal sebagai loka menghujat atau memfitnah," pungkasnya, yang disambut tepuk tangan jamaah dan undangan yg hadir.

Ning Lia kemudian menyampaikan, terkadang dia nir mampu menampik soal cibir mencibir dan hujatan yang dialamatkan pada dirinya.

Termasuk munculnya sebutan sebagai cawali bonek, bahkan cawali boneka. Menghadapi itu dirinya mengaku selalu bersyukur, dan menganggap semua itu bagian dari proses yang dilaluinya.

?Serangan personal memang sudah masuk akal terjadi, lantaran barang siapa yg dianggap menjadi ancaman, ya pasti berhadapan dengan konsekuensinya. Dicibir, difitnah, itu hal yg niscaya diterima sang pemimpin, bahkan calon pemimpin. Ini aku sampaikan dalam beberapa majelis. Terlebih saat kita bicara pada Maulid Nabi Muhammad SAW. Diantara karakter yang wajib kita teladani dari beliau merupakan kesabaran dan ketabahan beliau selama berdakwah," ucapnya kalem.

Dengan banyak sekali terpaan gunjingan, termasuk yang bernada minor bunda berdasarkan 2 anak itu mengaku semakin khusuk berdoa supaya diberikan ketabahan & rasa sabar.

?Alhamdulillah dengan proses pilwali ini, justru aku semakin menyelami makna kaidah Islam yang pernah diterangkan Gus Fahmi selaku Ketua Baguss Jatim berasal Tebu Ireng, Jombang. Mengenai Syubbanul yaum rijalul ghod. Bahwa generasi belia adalah pemimpin hari esok. Jadi harus selalu siap. Saya mencicipi sendiri, bahwa kesiapan itu bukan hal yg sanggup dianggap remeh. Seperti malam ini, saya berada di tengah jamaah yg jumlahnya ribuan, pria semua dan mereka berkultur Madura. Meski mereka sudah sebagai rakyat Surabaya, akan tetapi dialek Madura mereka masih kental. Dan mereka ini para santri yg ilmu agamanya tentu jauh pada atas aku . Nah, seperti ini kan nir bisa dianggap remeh, bagi saya ini merupakan kesempatan yg sangat indah," ucap aktivis wanita Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Ning Lia kemudian memberikan model, suasana itu seperti yg dialami Minggu sebelumnya, tepatnya pada majelis Suroiya. Saat itu ribuan jamaah bunda-bunda Muslimat yang menurutnya jauh lebih fasih mengikuti pengajian rutin daripada dirinya, namun dirinya mampu berdialog menggunakan mereka.

"Nyatanya aku berkesempatan bersapa dengan mereka semua menggunakan sedikit membicarakan pesan Maulid Nabi. Alhamdulillah, saya cuma berpikir ini semua kuasa Allah SWT,? Kentara dosen yang juga Ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jatim, itu.

"Yang kentara, rajin turba (turun ke bawah) dan mengikuti majelis-majelis, bagi aku merupakan syiar ajakan bagi rakyat buat selalu bersiap sebagai pemimpin. Termasuk bagaimana para orang tua bersiap mengakibatkan anak-anaknya sebagai pemimpin kelak," ucapnya.(tji)