Sawung Dance Festival 2019 Manggung di Gedung Cak Durasim Surabaya

Surabayapos.Com - Malam ini di Gedung Cak Durasim Taman Budaya, di Jalan Gentengkali, Surabaya digelar  Festival Tari Kontemporer Sawung...

Surabayapos.Com - Malam ini di Gedung Cak Durasim Taman Budaya, di Jalan Gentengkali, Surabaya digelar

Festival Tari Kontemporer Sawung Dance Festival (SDF), digagas oleh Komunitas Tari yg sebelumnya telah digelar berturut-turut sejak 2015, silam.

Gelaran keempat tahun ini dengan mengusung tema “Identity of Body”.  SDF di Surabaya ini diselenggarakan selama 2 hari, tanggal 11-12 September 2019.

Gelaran tahun ini adalah hasil program mentoring yang memilih beberapa karya koreografer muda buat menerima pelatihan khusus dari mentor ahli pada bidangnya masing-masing misalnya Afrizal Malna, Hari Ghulur dan Hanafi.

"Yang menarik, SDF mendatangkan performer kelas global Rianto dari Banyumas, yakni sosok anak belia inspirator & pemain film Garin Nugraha yg debut perannya terus menggaung di internasional, termasuk karyanya bertajuk ?Kucumbu Tubuh Indahku?.

Rianto adalah penari & koreografer yang ketika ini pula bertempat tinggal pada Jepang. Bersama timnya dia akan menyuguhkan karya berjudul Medium, yg pernah ditampilkan pada berbagai panggung besar dunia, antara lain pada Melbourne, Yunani, Bulgaria, Spanyol, Perancis dsb.

"Surabaya ini menjadi kota persinggahan ketiga karya aku , setelah sebelumnya pernah dipentaskan di ArtJog Jogjakarta dan Teater Salihara di Jakarta.

Selain Rianto, Sawung Dance Studio sebagai penyelenggara juga menyuguhkan karya masterpiece berjudul White Stone,  ciptaan Hari Ghulur yang juga pendiri Sawung Dance Studio. White Stone ciptaan Hari Ghulur ini lahir tak lama setelah kepulangannya dari American Dance Festival, 2018 lalu.

"Hari Ghulur bersama 6 penarinya semenjak Agustus tahun lalu melakukan proses yg intens, eksploratif hingga mampu menemukan gagasan pertunjukan White Stone," urai Alit yang memandu obrolan saat itu.

Kemudian, kepada media Hari menguraikan White Stone berarti Batu Putih, inspirasi itu diambil berdasarkan tanah kelahirannya di Madura.

"Karakter orang Madura itu misalnya batu putih. Keras namun dapat dibuat, itulah lalu yang mengilhami lahirnya karya ini," ucap Hari.

Karya ini telah dipentaskan pertama kali di daerah asalnya yaitu Madura, kemudian dalam Bedog Art Festival di Yogyakarta dan  On Stage program studio Plesungan di Solo.

Hari Kedua akan diisi penampilan menurut Koreografer muda berasal Banyuwangi Ragiel Alfan, Puri Senja asal Surabaya dan Yamato dance Unit berdasarkan jepang.

Ragiel Alfan memulai karier kepenarian dan koreografi semenjak sekolah di Universitas Negeri Surabaya Jurusan Drama Tari & musik. Karya nya tahun kemudian sudah menjuarai penyaji terbaik dan penata tari terbaik Festival Karya Tari sampai mengantarnya pada ajang bergengsi Parade Tari Nusantara dan berhasil jua membawa penghargaan sebagai penyaji terbaik & penata tari terbaik. Karya yang akan ditampilkan dalam gelaran Sawung Dance festival terinspirasi dari ritus Seblang Banyuwangi, daerah dari Ragiel. Karya ini merupakan output ujian akhir S1 pada UNESA yang dikemas pulang.

Puri Senja, adalah penari yang sedang diperhitungkan saat ini menjadi koreografer muda yg karya-karyanya telah dipentaskan di berbagai festival bergengsi pada Indonesia. Terakhir, agustus kemudian Puri diundang sebagai penampil pada gelaran bergengsi ART Jog di Jogjakarta.

Tidak kalah menarik, pertunjukan hari kedua akan diisi dengan penampilan dari Yamato Dance Unit (YDU) menurut Jepang. YDU memilih penari berdasarkan workshop yg diselenggarakan SDF pada tgl 10 September yang kemudian berproses secara intens dan akan tampil bersama Yamato di pergelaran hari kedua.

Festival ini diselenggarakan secara independen oleh komunitas tari Sawung Dance Studio. Dan kedepan Festival ini diharapkan akan selalu terdapat buat menaungi para koreografer belia agar bisa mempunyai wadah berkarya dan berapresiasi berbagi kapasitas pada global tari pada masa ini.

Jadwal hari kedua, 12 September 2019 pkl 19.00, Ragiel alfan Banyuwangi, Puri Senja Surabaya & Yamato Dance Unit Jepang.(tji)