Kunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian, LaNyalla Ajak Budidaya Kurma Kerjasama Dengan UMKM
SurabayaPos.Com / Lamongan - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti terus berupaya mengga...
SurabayaPos.Com / Lamongan - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti terus berupaya menggali potensi wilayah yang bisa dikembangkan. Kali ini, kunjungan dilakukan ke Yayasan Lingkar Perdamaian pada Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.
Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) adalah lembaga yg berisi para mantan napi teroris dan mantan kombatan pada masalah terorisme. Yayasan ini dipimpin Ali Fauzi Manzi, saudara termuda kandung terpidana seumur hidup Ali Imron & terpidana meninggal Muklas alias Ali Gufron & Amrozi pada kasus bom Bali I.
YLP sebagai sebagai satu-satunya yayasan yang bergerak pada bidang Control Flow Integrity (CFI). Yayasan ini buat menjauhkan dari sifat-sifat destruktif, termasuk pengeboman. Selain intens pada penanggulangan aksi terorisme dan radikalisme, YLP pula berupaya menggali potensi ekonomi yg mampu dikembangkan, salah satunya menggunakan melakukan pembibitan pohon kurma jenis ajwa.
Di lokasi pembibitan kurma, LaNyalla Mahmud Mattalitti yang pernah sebagai Ketua Umum Kadin Jatim, selain mengapresiasi aktivitas tadi. LaNyalla juga berharap aktivitas pembibitan sanggup dikerjasamakan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada seluruh Jawa Timur.
"Setidaknya bisa mengembangkan UMKM dengan kerjasama training-pelatihan, baik dari teknik budidaya, packaging, sampai bagaimana memasarkan kurmanya," tegas LaNyalla saat berkunjung ke YLP Lamongan, Sabtu (28/12/2019), pagi.
Menurutnya, sejauh ini rakyat nir banyak yang mengetahui ternyata kurma sanggup dibudidayakan di Indonesia. Mereka hanya mengetahui bahwa komoditas ini hanya mampu ditanam dan dibudidayakan pada gurun pasir yg cuacanya cukup panas. Ternyata menurut aneka macam penelitian yang sudah dilakukan memberitahuakn apabila kurma pula bisa dibudidayakan pada Indonesia dan potensinya sangat akbar. Ada beberapa forum yg telah lebih dahulu melakukan pembibitan kurma dan berhasil, antara lain di Kediri dan Pekanbaru.
Selain manfaat kurma yg sudah diketahui cukup poly, dari LaNyalla, nilai ekonomi kurma pula sangat tinggi. Sehingga bila kurma telah berbuah dipastikan bakal bisa diandalkan buat mencukupi kebutuhan keluarga pemilik, lantaran harganya sangat mahal.
?Kalau dijual per kilogram, kurma matang segar berkisar Rp 400 ribu hingga satu juta rupiah. Sementara untuk pembibitan, harganya jua sangat mahal. Bibit kurma belia usia dua bulan antara Rp. 75 ribu sampai Rp 100 ribu. Saya akan sampaikan jua ke Kadin Lamongan dan Kadin Jatim untuk dibantu perluasan pemasarannya,? Ucapnya.
Sementara, perwakilan berdasarkan YLP, Ustad Sumarno berkata ada beberapa jenis kurma yg telah dibudidayakan. Di antaranya kurma jenis Sukkari & Barhe, yg sudah disesuaikan dengan iklim pada Indonesia. Luas areal pembibitan 1,lima ha mampu ditanami 70 pohon kurma. Budidaya dilakukan melalui dua metode, menggunakan memakai kultur jaringan & dengan biji kurma.
"Insya Allah siap berbuah dan panen di usia 3 tahun. Kami telah mengajak dan melibatkan 12 orang. Mereka berusia sekitar 25 tahun hingga 40 tahun. Mereka juga jamaah dari masjid Baitul Muttaqin yang berada di lingkungan Yayasan Lingkar Perdamaian," ujar Ustad Sumarno saat mendampingi Ketua DPD RI itu, melihat dari dekat kebun pembibitan.(tim/tji)