Gerak Cepat, Relawan Ning Lia Laporkan Pencemaran Nama Baik. Ada Apa?

SurabayaPos.Com saat menerima kiriman whatshapp (WA) berdasarkan angka yang nir dikenal. Lantaran, apabila Surabaya - Hati-hati, waktu mendapat kiriman whatshapp (WA) berdasarkan angka yg tidak dikenal. Lantaran, apabila kiriman itu dibuka, angka pengirim itu mampu 'mengerjain' anda. Dipastikan, si pengirim akan menggunakan leluasa melakukan penipuan. Itu misalnya yang dialami, relawan Lia Istifhama, wanita yang maju di Pilkada Kota Surabaya tahun 2020, mendatang. Namun, menggunakan sigap dan gerakan cepat, relawan Ning Lia melaporkan itu ke polisi.

SurabayaPos.com | Surabaya - Hati-hati, saat menerima kiriman whatshapp (WA) dari nomor yang tidak dikenal. Karena, jika kiriman itu dibuka, nomor pengirim itu bisa 'mengerjain' anda. Dipastikan, si pengirim akan dengan leluasa melakukan penipuan. Itu seperti yang dialami, relawan Lia Istifhama, perempuan yang maju di Pilkada Kota Surabaya tahun 2020, mendatang. Namun, dengan sigap dan gerakan cepat, relawan Ning Lia melaporkan itu ke polisi.

Modus ini dialami keliru satu relawan ning Lia Istifhama, yakni Indah Yanuarsih. Ditemani Arif Leo Akbar & Arief Lasmono, mereka datang ke Polsek Wonocolo, Surabaya. Ada Apa?

"Awalnya, aku menerima kiriman whatsapp (WA) menurut nomor yang tidak dikenal. Profil WA menggunakan foto Ning Lia, namanya juga ditulis Lia Istifhama. Foto ini mampu saja diambil berdasarkan facebook Ning Lia. Lantaran gelagat aneh, maka aku pancing hingga dia menulis nomor rekening & nama yg meminta saya mentransfer sejumlah Rp. 2.400.000," istilah Indah, Jumat (17/1/2020), malam.

Kemudian, diceritakan data yg tertera berdasarkan kiriman WA menggunakan angka 6287894445888, adalah Nomor Rekening BTPN 900 1374 3660 menggunakan kode bank 213 atas nama Ginanjar Yudi Sanjaya.

Arief Leo, relawan Ning Lia yg tiba ke SPKT Polsek Wonocolo merupakan menjadi pelapor, kepada petugas mereka menyampaikan alasan kedatangannya, terkait modus penipuan dan pencemaran.

"Kalau kita cuek, enggan melaporkan, maka bagaimana kita bisa menaruh efek jera bagi pelaku? Terlepas bagaimana respon pihak berwajib, yg kentara saya sebagai rakyat negara sudah beritikad baik melaporkan ini, yaitu soal pencemaran nama baik dan semoga nama pelaku dapat ditelusuri. Minimal ada warning lah," ujarnya.

"Seperti kita ketahui, keliru satu penekanan Polda di 2020 ini adalah memberantas cyber crime. Dan semoga kita sendiri, berani melaporkan segala tindak kejahatan siber, baik itu penipuan materi, hoax, ujaran kebencian, penghilangan nyawa karakter, dan sebagainya, demi tegaknya aturan. Kalau kita enggan melaporkan, bagaimana pelaku kejahatan mampu dapat pengaruh jera? Ini krusial lantaran siapapun mampu jadi korban. Bahkan wajib diakui, bahwa seperti sudah hal yang biasa, bermunculan hoax dan ujaran kebencian pada gerombolan -gerombolan WA," tegas aktivis yg jua mantan semifinalis Cak dan Ning Surabaya 2005 yg kini running pada Pilwali Kota Surabaya.(tji)

"Seperti kita ketahui, keliru satu penekanan Polda di 2020 ini adalah memberantas cyber crime. Dan semoga kita sendiri, berani melaporkan segala tindak kejahatan siber, baik itu penipuan materi, hoax, ujaran kebencian, penghilangan nyawa karakter, dan sebagainya, demi tegaknya aturan. Kalau kita enggan melaporkan, bagaimana pelaku kejahatan mampu dapat pengaruh jera? Ini krusial lantaran siapapun mampu jadi korban. Bahkan wajib diakui, bahwa seperti sudah hal yang biasa, bermunculan hoax dan ujaran kebencian pada gerombolan -gerombolan WA," tegas aktivis yg jua mantan semifinalis Cak dan Ning Surabaya 2005 yg kini running pada Pilwali Kota Surabaya.(tji)

"Seperti kita ketahui, salah satu fokus Polda di 2020 ini adalah memberantas cyber crime. Dan semoga kita sendiri, berani melaporkan segala tindak kejahatan siber, baik itu penipuan materi, hoax, ujaran kebencian, pembunuhan karakter, dan sebagainya, demi tegaknya hukum. Kalau kita enggan melaporkan, bagaimana pelaku kejahatan bisa dapat efek jera? Ini penting karena siapapun bisa jadi korban. Bahkan harus diakui, bahwa seperti sudah hal yang biasa, bermunculan hoax dan ujaran kebencian dalam grup-grup WA," tegas aktivis yang juga mantan semifinalis Cak dan Ning Surabaya 2005 yang kini running dalam Pilwali Kota Surabaya.(tji)