Audiensi Perempuan Tani, Ning Lia: Produk Olahan dan UKM Hindari Ulah Tengkulak

SurabayaPos.Com niscaya akan memancing ten...

SurabayaPos.Com pasti akan memancing tengkulak. Selain diversifikasi jenis holtikultura, sekaligus mengenai homogenitas varian holti, mampu jua dengan melakukan pengolahan pribadi dalam flora holti.

"Jadi, ketika terjadi over produksi atau panen melimpah komoditas holtikultura, nir seluruh harus diborong dalam bentuk mentah. Namun, harus ada yg mampu dijual pada bentuk produk UKM atau bentuk olahan lainnya,? Kata Lia Istifhama saat audiensi Pengurus Perempuan Tani HKTI Jawa Timur, dengan Sumiyanto Aji, Kepala Bidang (Kabid) Holtikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Selasa, (14/1/2020).

Sementara, Sumiyanto Aji mengungkapkan, saat masa panen tumbuhan holtikultura secara bersamaan, bisa memicu terjadinya over produksi. Itu menciptakan petani khawatir dengan ulah tengkulak yg bisa memainkan harga.

?Nah, sangat krusial jika petani mencoba menanam flora pada luar masa panen. Alias menanam melawan masa tanam,? Istilah Sumiyanto Aji.

Dia mencontohkan, waktu isu terkini kemarau permanen menanam padi atau yg paling gampang, setiap rumah membiasakan menanam tanaman holti di pekarangannya, baik satu atau dua meter.

"Paling nir guna memenuhi kebutuhan produksi di luar masa panen. Tujuan kedua, memancing pemasaran hasil tumbuhan holti meski bukan masa panen. Sehingga, waktu panen, telah terdapat calon-calon pembeli,? Tambahnya, sambil menyebut, itu buat menjelaskan pentingnya profil flora untuk menarik konsumen.

Dirinya menyarankan, jua mampu dibuat profil yg lengkap. Misalnya tanaman yang ditanam mempunyai masa tanam berapa usang, kapan panen, seberapa ukurannya. Apakah tanaman ini kontinyu ditanam atau sebagainya.

"Profil seperti ini dibutuhkan oleh kami, dinas pertanian. Dari situ, kami bisa mengukur, sejauh mana produk ini bisa dilirik pangsa pasar. Saya kira, perusahaan swasta pun memiliki pemikiran sama,? Tambahnya.

Hadir di acara itu, Lia Istifhama didampingi anggotanya Febrida astutik, Titien Watni, Indah Muhaimi, Astutik, dan Nurul Qomariyah.

Lia atau Ning Lia lalu menarik kesimpulan menurut pertemuan selama dua jam itu, yakni soal pentingnya penyerapan aspirasi.

"Pertemuan ini merupakan galat satu bentuk fungsi bridging kami, yaitu menyerap aspirasi petani holtikultura buat disampaikan pada dinas terkait. Memang wajib diketahui, bahwa diversifikasi produk, yaitu adanya hasil pertanian yg beragam dalam suatu wilayah. Dan, itu krusial menjadi upaya mengantisipasi over produksi pada jenis holti yang sama dalam suatu daerah," urainya.

Dia menjabarkan, over produksi niscaya akan memancing tengkulak. Selain diversifikasi jenis holti, sekaligus tentang homogenitas varian holti, bisa pula dengan melakukan pengolahan pribadi pada tanaman holti.

Ibu dua anak itu menjelaskan, langkah yang ditempuh itu mampu memunculkan pangsa pasar yang berbeda-beda. Sehingga bisa menaikkan demand ketika over supply.

"Pengetahuan lebih jelasnya mengenai holti menjadi bekal kita ketika menjalankan fungsi pendampingan perempuan tani buat optimalisasi sumber daya hayati,? Jelasnya.

Dalam diskusi itu kemudian muncul cerita banyak sekali pengalaman masing-masing mengenai menanam. Karena perempuan tani jua pemilik lahan persawahan. Misalnya, Febrida mempunyai tumbuhan jagung dan ubi, Nurul tumbuhan bawang. Selain membahas flora holti, mereka jua berdiskusi mengenai subsidi pupuk.

Soal pupuk, Aji mengungkapkan sinkron anggaran menurut sentra, bahwa yang mampu mendapatkan subsidi pupuk merupakan yg mempunyai lahan maksimal dua hektar.(tji)