George Filip Loswetar, Dirut CMI Tawarkan Program K3
SurabayaPos.Com - Bertempat di Hotel Best Jalan Kedungsari 29, Surabaya, Jatim, PT Cipta Mandala Indonesia (CMI) membuka seminar Keselamat...
SurabayaPos.Com - Bertempat pada Hotel Best Jalan Kedungsari 29, Surabaya, Jatim, PT Cipta Mandala Indonesia (CMI) membuka seminar Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3).
Direktur CMI, George Filip Loswetar ST, merasa perlu sebagai kepanjangantangan pemerintah yang dalam tahun 2020 nanti berharap masyarakat Indonesia mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yg sadar K3 dan mampu bersaing menggunakan SDM mancanegara.
Perkembangan global industri pula menuntut kesempurnaan keselamatan kerja terutama pada bidang pertambangan yang digeluti George.
Karena minim, mahalnya biaya pengadaan Terkait K3, George Filip bermitra menggunakan pihak terkait (pemerintah dan swasta) guna menaruh pendidikan keselamatan lingkungan kerja pada baik untuk perusahaan bersangkutan juga tenaga kerja. Pengetahuan dan pendidikan itu dibutuhkan akan sanggup menaikan posisi tawar SDM lokal di dunia industri yg terus mengalami perubahan & kompetisi sengit.
"Di kawasan Asia, khususnya buat bidang bisnis pertambangan, Indonesia termasuk terbaik apabila dibandingkan bahkan dengan negara China sekalipun," jelas Dirut CMI.
Lebih lanjut, lelaki belia itu juga menjelaskan bahwa Indonesia relatif lemah pada bidang keselamatan lalu lintas. Menurutnya, kecelakaan tertinggi di negeri ini merupakan di jalan raya. Sedangkan kecelakaan kerja di bidang industri tambang tergolong minim.
George pula berharap ke depannya, ada kolaborasi erat antara pemerintah pada seluruh level, memberikan pembinaan gratis buat mengangkat SDM dan menaruh sertifikasi supaya berdampak positif bagi energi kerja produktif maupun lingkungan kerja.
Sebelumnya, hadir pada Seminar K3 itu adalah Tjutjuk Supariana anggota legislatif berasal Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Anggota DPRD kota Surabaya yang duduk di komisi D itu juga berharap supaya energi kerja produktif Kota Surabaya memiliki sertifikat keahlian yang dapat digunakan mengangkat posisi tawar dalam bidangnya. Hal itu terungkap waktu seseorang penanya di seminar itu bertanya kepadanya.
"Beberapa waktu kemudian, kami sudah mengkritisi aturan dinas energi kerja yg mengalami penurunan di tahun 2020 ini. Kami sudah menanyakan ke pihak terkait & menerima jawaban aturan Disnaker akan dinaikkan di tahun 2021 mendatang," jelas Bro Tjutjuk.
Dalam seminar itu, pemilik panggilan Brow Tjutjuk pun berharap ke depan, tenaga kerja kota Surabaya mendapatkan pendidikan terkait K3 secara gratis. Disadarinya tunjangan profesi K3 tersebut memerlukan ongkos yang tidak sedikit & tidak mungkin dibebankan hanya pada perusahaan maupun tenaga kerja saja. Tetapi wajib jua melibatkan pemerintah.
H. Terubus, S. Kep.NS., M, KKK Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur jua hadir sebagai narasumber pada seminar yg digagas CMI itu. Di sesi itu, Terubus yg juga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang tenaga kerja Jatim sempat memberikan door price bagi peserta seminar yg bisa menaruh analisis kritisnya pada materinya. Hadiah itu diberikan pada seorang peserta seminar bernama Helmi yg sanggup menaruh penerangan terkait revolusi industri generasi 4.0.
Menurut mantan perawat itu, dalam dasarnya insan butuh keselamatan. Manusia yg nir butuh keselamatan, condong bertindak sembrono.
Lanjut Terubus, perubahan dalam bidang industri, merupakan sebuah kepastian. Bahkan pengawas bidang ketenagakerjaan Jatim itu sempat mengutip statement Presiden Amerika Serikat ke 35 yg mengatakan "Perubahan merupakan kepastian. Manusia jika hanya mengejar masa kemudian & sekarang, akan ketinggalan masa depan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menguraikan sejarah perubahan atau revolusi industri gelombang pertama & kedua yang tidak kita alami tetapi masih permanen kita rasakan manfaatnya. Hingga warta ini ditulis, anak pegawai kereta api itu masih menyebutkan 10 point' sisi negatif revolusi industri yang sebagai tantangan generasi ketika ini.(mnt/tji)