Ini Kiprah Dua Srikandi, Peduli Difabel untuk Kesetaraan

SurabayaPos.com - Dua nama ini Lia Istifhama dan Megawati, adalah perpaduan dua sosok perempuan  yang tak bisa terpisah. Jiwa pejuang dan k...

SurabayaPos.com - Dua nama ini Lia Istifhama dan Megawati, adalah perpaduan dua sosok perempuan  yang tak bisa terpisah. Jiwa pejuang dan kepeduliannya tak diragukan, kali ini mereka berdiri untuk mewujudkan kesetaraan kaum difabel.

"Isi hidupmu nan penuh karya, jangan jadi peminta".

Itu sepenggal kalimat dari Himne Disabilitas Indonesia Maju yang dilaunching pada Minggu 15 Desember 2019, kemarin.

Dalam sambutannya di acara "Forum Relawan Difabel Indonesia". Di suasana yang penuh keakraban itu,

Ketua Fordiva, Megawati menggugah semangat kepada para kaum difabel, khususnya yang hadir di acara itu. Mega, demikian perempuan itu biasa dipanggil, menyebut kalau difabel juga merupakan potensi bangsa, bukan beban bangsa dan pemerintah.

"Kami ingin tunjukkan pada semua orang, bahwa disabilitas adalah potensi bangsa, bukan beban bangsa dan pemerintah. Kami juga bisa berkarya dan bukanlah peminta. Ayo para difabel, tunjukkan bahwa kita bukan peminta," tegas Megawati, Ketua Fordiva, Forum Relawan Difabel Indonesia yang diakhiri dengan pekikan 'Merdeka' di keramaian di Jalan Irian Barat, tepatnya di depan Hotel Moscha Surabaya.

Kemudian Lia Istifhama, yang bertindak sebagai pembawa acara di aksi Seger atau Seneng Gerak yang diselenggarakan oleh Fordiva, turut meletupkan semangat mereka yang hadir.

"Bukan hanya himne disabilitas yang memiliki kata sakti bahwa disabilitas jangan jadi peminta. Tapi mari kita apresiasi Fordiva yang telah mengajak seorang tuna daksa yang selama ini hidup di jalanan, yaitu saudara Baban, untuk membuat sebuah karya lagu yang sangat luar biasa. Lagu ini mengajak para difabel dimanapun berada, agar yakin bahwa mereka tidak sendiri. Dan memang difabel tidak boleh sendiri karena difabel adalah orang hebat yang mampu menunjukkan karya sebagai potensi anak bangsa," tegas Ning Lia, yang lontaran kalimat yang diucapkan semakin menambah semarak acara.

Launching hymne merupakan satu rangkaian dengan acara lainnya sebagai peringatan hari disabilitas internasional, yaitu workshop quantum healing, flashmob, dan bakti sosial kesehatan.

Kemudian, Megawati kembali menyampaikan harapan agar segera diterbitkan peraturan pemerintah yang memberikan kesempatan yang sama bagi para difabel dalam hal memperoleh pekerjaan. Itu kemudian direspon positif oleh Adi Sutarwiyono, Ketua DPRD Kota Surabaya yang turut hadir.

"Saya juga akan mendorong terbitnya peraturan agar kawan-kawan difabel memperoleh kesempatan yang sama dalam pekerjaan dan tidak termarginalkan", ujar Cak Awi, panggilan Adi Sutarwiyono.

Cak Awi menyebut, bukan hanya hadir untuk memberikan sambutan sebagai suntikan semangat, namun juga menerima penghargaan sebagai pejuang difabel. Bahkan, dua srikandi populer, yaitu gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini juga menerima penghargaan serupa.

Suasana semakin semarak, yakni tampilnya musik piano oleh siswa kelas 3 sekolah dasar, yaitu Tegar, bocah tuna netra yang viral dengan potensinya sebagai pianis dan juga penyanyi.(tji)