Kandidat di Pilwali Surabaya Punya Kesempatan Sama Naikkan Elektabilitas
SurabayaPos.com / Surabaya - Suara Indonesia menyebut, hasil survey yang dilakukan di rentan waktu mulai 17 November hingga 16 Desember 201...
SurabayaPos.com / Surabaya - Suara Indonesia menyebut, hasil survey yang dilakukan di rentan waktu mulai 17 November hingga 16 Desember 2019, nama-nama yang bermunculan untuk maju di Pemilihan Walikota Surabaya, tahun 2020 mendatang, masih punya kesempatan yang sama untuk menaikkan elektabilitas.
"Jadi semua nama-nama yang muncul, punya kesempatan atau start yang sama," kata Achmad Boby Ali, saat membeber hasil survei Suara Indonesia, untuk Pilwali Kota Surabaya dengan tema "Perilaku Pemilih Menuju Pilwali Surabaya" di sebuah hotel di Surabaya, Jumat (3/1/2020).
Ditambahkan, dari hasil survey yang dilakukan, dengan keterwakilan 420 responden dan tingkat margin error 4,79 dari 31 kecamatan dipilih 44 kelurahan di Surabaya secara acak dari populasi warga Surabaya, nama-nama kandidat masih punya kesempatan start yang sama.
Sementara, tim sukses yang tercatat lebih sering turun mendatangi masyarakat dan simpul-simpul massa atau elemen lainnya, adalah timses dari Dwi Astutik.
Masyarakat atau responden yang ditemui masih mendambakan sosok yang dinilai bisa bekerja 'keras' seperti Tri Rismaharini yang dinilai mengukir banyak perubahan di Kota Surabaya.
Selain itu, banyaknya nama yang muncul sebagai bakal calon menjadikan responden masih menimbang-nimbang, tidak banyak yang terang-terangan menyebut nama yang akan dipilih.
"Itu catatan kami, dan wajar masyarakat masih menimbang karena waktunya masih panjang dan inilah dinamika atau respon masyarakat Surabaya," tambah lelaki yang juga dosen di perguruan tinggi negeri di Surabaya itu.
Masih kata Achmad Boby, sesuai hasil survei juga terekam bahwa dinamika masyarakat pemilih di Surabaya, tingkat kepatuhannya dipengaruhi oleh kiai atau ustadz, yakni di angka 30,8 persen. Namun, masih tinggi pengaruhnya dari partai politik, yakni di angka 77,7 persen.
Sosok dikenal atau menempati popularitas sesuai urutan adalah, Dwi Astutik dengan scor angka 9,2 persen; Wisnu Sakti Buana 7,2 persen; Armuji diangka 6,2 persen; Ali Azhara 1,7 persen; Zahrul Azhar 1 persen.
Kemudian, nama lainnya masih di urutan di bawah angka satu, yakni Dhimas, Anugrah, Edy Tarmidi di angka 0,7 persen. Untuk nama lainnya, Eri Cahyadi, Firmansyah Ali, Hendro Gunawan, Lia Istifhama, Machmud, M Sholeh masih di angka 0,2 persen.
Hasil survei juga mencatat kalau masyarakat calon pemilih masih menyukai model publikasi, pertama yang menggunakan kaos, kedua baliho juga televisi dan spanduk. Serta untuk media sosial yang diminati Facebook di angka 25 persen, wattshap 13 persen, dan youtube 10 persen.(tji)