Wali Kota Ambon Tetapkan 14 Hari Status Tanggap Darurat Pasca Gempa M 6,5
SurabayaPos.Com - Agus Wibowo Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan dalam...
SurabayaPos.Com - Agus Wibowo
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan dalam rilisnya, Wali Kota Ambon menetapkan masa tanggap darurat pasca gempa selama 14 hari, terhitung semenjak 26 September 2019 sampai 9 Oktober 2019.
"Kota Ambon menjadi galat satu wilayah terdampak lantaran gempa M 6,lima yang terjadi pada Kamis (26/9) lalu," tulis Agus, Minggu (29/9/2019).
Selama masa tanggap darurat, Posko Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kota Ambon bertugas buat mengkoordinasikan seluruh unsur buat penanganan darurat pada wilayah administrasinya. Gempa dengan kedalaman 10 km tadi mengguncang beberapa kecamatan misalnya Baguala, Teluk Ambon, Sirimau, Nusaniwe & Kota Ambon.
"Data Pusdalops BPBD Provinsi Maluku per hari ini, Minggu (29/9) mencatat 10 korban mangkat global dan 31 luka-luka," terangnya.
Sementara, total korban meninggal global dari 3 kabupaten di Provinsi Maluku berjumlah 30 orang. Korban tertinggi pada Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 14 orang, Kota Ambon 10 dan Seram Bagian Barat (SBB) 6. Sedangkan korban luka-luka, total jumlah mencapai 156 orang menggunakan rincian Maluku tengah 108, Kota Ambon 31 dan SBB 17.
Pasca Gempa juga menyebabkan terjadinya evakuasi warga . Mereka yg mengungsi berjumlah 244.780 orang, menggunakan rincian SBB 109.661 orang, Maluku Tengah 108.000 orang & Kota Ambon 27.119. Sementara data kerusakan tempat tinggal masih terus dilakukan; data tempat tinggal rusak pada Kota Ambon berjumlah 374 unit menggunakan rincian 173 rusak ringan (RR), 74 rusak sedang (RS) & 74 rusak berat (RB). Kerusakan tempat tinggal wilayah SBB mencakup 31 RR, 163 RS dan 106 RB.
BPBD Provinsi Maluku jua sudah mendirikan dua tenda famili pada halaman RSU Haulussy, Kota Ambon & RSU Tulehu, Maluku Tengah. Selain itu, pemerintah daerah setempat jua mendistribusikan terpal pada rakyat terdampak.
"Upaya pendataan di lapangan masih terus dilakukan oleh tim reaksi cepat BPBD Provinsi Maluku," terangnya.
Upaya pendataan keliru satunya buat mengidentifikasi titik-titik pengungsian. Sementara ini titik konsentrasi teridentifikasi di Desa Waai seperti pada daerah Air Terjun Waai, Dusun Ujung Batu dan Batu Dua. Sedangkan di Kota Ambon, penyintas terkonsentrasi pada SMA Siliwangi, Kuburan atas SMA 9, & Sekolah Menengah Atas 9.
Melihat syarat modern, beberapa tantangan masih dihadapi dalam penanganan darurat. Salah satunya perlu upaya intensif buat melakukan sosialisasi pada warga untuk segera balik ke rumah masing-masing. BNPB sudah mengirimkan tim pendukung dalam manajemen posko dan dukungan logistik dan alat-alat yg sudah datang di Maluku. Di sisi lain, TNI mengoperasionalkan tempat tinggal sakit lapangan di Kampus Darussalam, Maluku Tengah.(tji)