Jatim Siapkan 4 Opsi Konversi Bahan Bakar untuk Industri Tahu Tropodo

SurabayaPos.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan empat opsi konversi bahan bakar industri tahu di Tropodo Sidoarjo agar tak lag...

SurabayaPos.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan empat opsi konversi bahan bakar industri tahu di Tropodo Sidoarjo agar tak lagi menggunakan bahan bakar plastik. Opsi konversi tersebut akan menggantikan  bahan bakar yang selama ini digunakan para pelaku industri tahu di Tropodo, Kabupaten Sidoarjo.

"Untuk industri tahu ini,  PIRT-nya dan pembinaannya urusan Pemkab. Sedangkan untuk kebijakan soal sampah  plastik yang tercampur  dalam impor sampah kertas sebagai bahan baku industri kertas, itu urusan pusat. Pemprov melakukan pendampingan, sosialisasi dan  mediasi agar  produsen IKM tahu di Tropodo sekarang siap-siap mengkonversi bahan bakar yang mereka gunakan," kata Khofifah, Selasa (19/11/2019).

Ada sejumlah opsi yang disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur. Yang pertama adalah wood pallet. Kedua adalah menggunakan pipa gas PGN, ketiga menggunakan Compressed Natural Gas (CNG), dan keempat menggunakan LPG.

"Pertama opsi konversinya adalah wood pallet. Wood pallet ini yang paling memungkinkan dan yang paling terjangkau menurut hitungan Bupati Sidoarjo," kata Khofifah.

Untuk opsi kedua yaitu pipa city gas yang merupakan produk PGN. Opsi ini juga sudah dikomunikasikan sebagai salah satu pilihan konversi bahan bakar bagi industri tahu. Begitu juga dengan CNG. Opsi tersebut dihitung mana yang lebih murah dan paling terjangkau untuk digunakan para pelaku industri tahu di Tropodo agar mampu meninggalkan bahan bakar plastik.

"Opsi keempat untuk konversi adalah dengan LPG. Untuk LPG ini saya sudah komunikasikan dengan GM Pertamina. Kita ingin mendapatkan special discount untuk pelaku IKM tahu di Tropodo. Sekarang sedang dihitung untuk diskon yang memungkinkan diberikan pada IKM tahu," lanjut mantan Mensos RI ini.

Prinsipnya, lanjut Khofifah, pemerintah akan melakukan pembimbingan dan mendampingi para pelaku IKM tahu agar tetap bisa survive atau bertahan menjalankan usaha sebagai penyambung hidup.

Di sisi lain mereka juga terus diinformasikan dan disosialisasikan bahwa menggunakan bahan bakar plastik itu tidak boleh karena mencemari lingkungan dan lebih banyak mendatangkan dampak buruk bagi makhluk hidup di sekitarnya.

"Maka mereka harus menggunakan bahan bakar lain untuk konversi yang kita siapkan opsinya ada empat tadi," pungkas Khofifah.(tji)