Ning Lia, Perempuan yang Digadang Teruskan Semangat Tri Risma

SurabayaPos.Com - Nama Lia Istifhama atau akrab dengan sapaan Ning Lia, belakangan ini semakin santer terdengar menjadi salah satu calon ka...

Kader Fatayat NU itu, terus menyapa rakyat kota dengan tercatat sebagai salah satu nama yang mengikuti penjaringan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya, yang siap menggantikan Tri Risma.

SurabayaPos.Com - Nama Lia Istifhama atau akrab dengan sapaan Ning Lia, belakangan ini semakin santer terdengar sebagai salah satu calon kandidat perempuan yang ingin mengabdikan diri meneruskan kiprah Tri Rismaharini buat menjadikan Kota Surabaya semakin baik. Harapannya, darma yg dilakukan dimulai menggunakan menghuni Balai Kota Surabaya, tahun 2020 mendatang.

Langkah politik yang sudah ditempuh Lia tadi dinilai banyak pihak menjadi langkah strategis yang relatif berani. Mengapa demikian, karena Lia memilih buat ikut bertarung memperebutkan rekomendasi dari partai besutan Megawati Soekarnoputri, memberi kesempatan untuk maju dari partai yang mendominasi peta politik di Surabaya setidaknya pada satu dekade terakhir.

Selain itu langkah politik tadi dinilai sebagai langkah berani, sebagaimana yg sudah diketahui bersama PDI-P mempunyai stok kader yg cukup berkualitas dan memiliki kapital politik yang mumpuni. Setidaknya nama-nama seperti Wishnu Sakti Buana mantan Ketua DPC PDI-P sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya saat ini, Nugraha kader senior PDI-P, & Dyah yang diketahui sebagai istri mantan Wali Kota Surabaya & sekaligus tokoh senior di PDI-P diketahui juga turut bertarung memperebutkan rekomendasi Partai berlogo kepala Banteng tadi.

Kemunculan aktivis millenial yang merupakan putri KH Masykur Hasyim, mantan Komandan Banser Jatim ini memberikan warna tersendiri bagi dinamika penjaringan PDI-P.

Perempuan yg jua berprofesi menjadi dosen tersebut, terlihat relatif leluasa menjalin komunikasi menggunakan grass root PDIP, bahkan beberapa kali turun pribadi ke pada daerah basis PDIP sehingga menguatkan potensi kombinasi nasionalis religius pada Pilwali Surabaya mendatang.

Penggagas Nawa Tirta ini jua terlihat mampu berkomunikasi dengan 'grapyak' menggunakan tokoh DPD PDIP Jatim, seperti menggunakan Kusnadi, ketua DPRD Jatim.

Saat itu, Lia muncul di tengah-tengah aksi demo buruh pada depan Gedung DPRD Jatim, waktu para pekerja meneriakkan tiga tuntutan, yaitu revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 mengenai pengupahan.

Dwianto Arief, keliru seorang peserta demo yang saat itu terlihat beserta Lia, jua memberikan komentarnya, soal sosok Ning Lia.

"Ning Lia ini aku kenal lama , dan dulu pernah sama-sama bekerja pada pabrik pada ranah yg sama, yaitu posisi HR-GA (Human Resources and General Affair), jadi memang kita sama-sama pernah tahu sendiri bagaimana asa-asa buruh. Dan kini ketika Ning Lia masuk bursa Pilwali Surabaya, ya nggak heran lantaran memang orangnya 'grapyak' dengan poly orang," istilah Dwianto, memberi evaluasi.

Tak hanya Dwianto yang melontarkan simpatiknya atas hadirnya Ning Lia di kancah Pilwali Kota Surabaya, 2020 mendatang.  Pengagum lainnya juga datang dari tokoh perempuan yang mengaku simpatik dengan Lia. Selain memberikan apresiasi, dirinya menilai Ning Lia adalah sosok perempuan yang layak ikut berkompetisi untuk mengabdikan diri menjadikan Kota Surabaya menjadi tambah moncer.

"Saya bahagia bila terdapat pemimpin perempuan . Saya bangga jika ada wanita yang berani tampil buat lebih maju," ucap Hari Putri Lestari.(tji)